Sebuah komputer perlu di booting terlebih dahulu untuk memastikan jika komputer tersebut siap digunakan. Istilah booting mungkin sudah tidak terdengar asing, tetapi beberapa orang masih belum mengetahui jenis jenis booting komputer. Untuk itu, simak penjelasannya secara lengkapnya berikut ini:
Daftar Isi:
Apa Itu Booting?
Sebelum membahas mengenai jenis jenis booting komputer, ketahui terlebih dahulu apa pengertian dari booting itu sendiri. Booting merupakan serangkaian proses pemeriksaan terhadap seluruh software dan hardware untuk memastikan jika komputer tersebut sudah siap dipakai.
Apa Saja Jenis Booting Komputer?
Booting menjadi langkah awal yang harus dilakukan sebelum mengoperasikan komputer. Dimana biasanya proses booting ini akan secara otomatis berlangsung ketika komputer sedang dinyalakan oleh pengguna. Booting komputer terdiri dari beberapa jenis, diantaranya:
1. Cold Booting
Saat komputer dalam kondisi mati dan dinyalakan dengan prosedur normal, maka akan terjadi proses cold booting. Proses ini diawali dengan adanya arus listrik yang mengalir ke komponen komputer, yang kemudian membuat komputer bisa menyala.
Komponen komputer terbuat dari bahan logam sebagai penghantar arus listriknya, agar komputer dapat hidup jika dialiri listrik. Sehingga, disebut cold booting karena prosesnya yang dimulai sejak komponen komputer masih dingin dan belum ada aliran arus listrik didalamnya.
2. Warm Booting
Selanjutnya, terdapat warm booting yang mana prosesnya terjadi ketika semua komponen dalam komputer telah menyala semua. Warm booting akan terjadi setelah terdapat aliran listrik yang masuk ke komponen komputer dan membuat suhunya meningkat menjadi hangat.
Biasanya, warm booting akan terjadi ketika pemilik komputer ingin melakukan pengaturan ulang pada sistem komputer karena terdapat kerusakan program. Misalnya, saat ingin memeriksa sektor pada drive hard disk.
3. Soft Booting
Jenis booting ini memiliki proses yang mirip dengan warm booting. Dimana keduanya terjadi apabila arus listrik telah mengalir ke seluruh komponen dalam komputer. Hanya saja, soft booting dikendalikan oleh sistem dari komputer itu sendiri bukan karena terdapat kerusakan program.
Contoh dari proses soft booting adalah saat akan melakukan perubahan pengaturan pada BIOS untuk tujuan optimasi atau keamanan komputer. Agar bisa melanjutkan ke sistem operasi berikutnya, BIOS secara otomatis akan merestart komputer. Hal inilah yang disebut dengan istilah soft booting.
4. Hard Booting
Jenis booting yang satu ini akan terjadi ketika tidak ada respon dari komputer dalam jangka waktu yang lama atau nge-hang. Sehingga, menyebabkan pengguna harus melakukan restart komputer dengan paksa dengan menekan tombol Reset.
Dengan menekan tombol Reset tersebut, maka komputer akan melakukan restart dengan sendirinya. Sehingga ketika telah menyala kembali, komputer dapat memberikan respon dengan normal. Tombol Reset bisa dilakukan dengan menekan tombol CTRL + Shutdown pada keyboard.
5. Rebooting
Rebooting merupakan proses mengulang sistem komputer agar kembali lagi seperti semula. Sama halnya dengan jenis booting sebelumnya, rebooting juga terjadi saat komputer menyala setelah seluruh komponennya dialiri arus listrik. Rebooting disebabkan oleh adanya sistem dalam komponen yang tidak memberikan respon.
Selain itu, juga terjadi karena terdapat perubahan pengaturan sistem operasi yang sedang digunakan. Misalnya, saat hendak menginstall driver VGA Card, pengguna harus melakukan rebooting agar driver VGA Card dapat berjalan optimal.
Itu dia pembahasan mengenai jenis jenis booting komputer yang harus diketahui. Setiap proses booting memang memerlukan waktu yang dapat dikatakan tidak sebentar. Namun, dengan adanya proses booting ini, akan membuat kinerja komputer menjadi lebih maksimal.